Sikap Pragmatis Oknum Relawan Anies Tunjukkan Inkonsistensi atas Tekad Pro-Perubahan

Sikap Pragmatis Oknum Relawan Anies Tunjukkan Inkonsistensi atas Tekad Pro-Perubahan

Jak Buzz - Sikap pragmatis sebagian Relawan Abah Anies menunjukkan inkonsistensi terhadap nilai-nilai perjuangan perubahan. Walaupun itu merupakan hak tetapi tetap saja tidak sesuai dari tujuan semula, yaitu berjuang menegakkan perubahan bersama Anies Baswedan.

Hal itu dikatakan oleh Ketua Pokja Pemenangan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta Abba Thaher Lamatapo, Kamis, 26 September 2024 menyikapi bebarapa relawan senior yang terang-terangan mendukung paslongub tertentu setelah dipastikan Anies gagal maju karena diganjal oleh partai.

"Pragmatisme Itu sendiri merupakan pola pikir bagi orang orang yang ingin mengambil keuntungan baik itu jangka pendek maupun jangka panjang dengan mengabaikan atau mengenyampingkan etika dan nilai nilai kejujuran kebenaran dan kepatutan," kata pria yang berprofesi sebagai guru dan pendidik di sebuah SMA swasta di Tangsel itu.

Dikatakannya, beberapa pimpinan relawan yang tadinya menyebutkan diri Anak Abah memilih bergabung dengan salah satu paslon dalam perhelatan Pilgub Jakarta, itu merupakan hak mereka. Kategorinya adalah sah-sah saja sebagai manifestasi dan ekspresi politik.

"Persoalannya hanya pada etika dan moral. Sebab, justru mereka sendiri yang dari awal sudah mendeklarasikan diri untuk menjadi para pejuang perubahan. Itu artinya para Relawan ABW Ini sudah dikenal oleh publik sebagai simbol perubahan atau oposisi non-parpol dalam melawan kepongahan oligarki, KKN dan kejahatan terhadap rakyat," kata sarjana ilmu pendidikan itu.

Dukung calon lain

Menjadi masalah, tiba-tiba para relawan itu menyeberang mendukung salah satu paslon gubernur yang dianggap publik bagian dari dukungan rezim dan para oligarki. Mereka merusak sendiri perjuangan mereka yang sudah mendapat legitimasi publik. "Idealisme, militansi, komitmen mereka rontok seketika beriringan dengan dukungan mereka terhadap para paslon yang selama ini mereka kritik di ruang publik."

Fenomena ini, katanya, sangat memprihatinkan. Selain merusak citra diri, citra publik dan citra perubahan itu sendiri, mereka juga secara langsung maupun tidak langsung melemahkan gagasan rekam jejak dan prestasi mereka sendiri.

"Terakhir ingin saya sampaikan bahwa akibat ulah segelintir relewan itu harapan untuk melakukan perubahan ke depan rutenya semakin parsial dan rumit. Telah terjadi Inkonsistensi sikap dan perilaku para pejuang perubahan di tengah godaan pragmatisme yang begitu menggurita menghadang lajunya Gerakan Perubahan," katanya.

Ditambahkan, masyarakat ragu pada ulah para pejuang perubahan yang tidak memberikan keteladanan. Mereka mempertanyakan apa bedanya zaman reformasi dengan era perubahan saat ini sedang digaungkan. Yang ujung-ujungnya menceburkan diri pada pragmatisme dengan mengabaikan nilai-nilai moral dan etika.

"Saya dan teman-teman yang konsisten dan setia pada nilai dan cita-cita perubahan tetap berdiri pada pernyataan Pak Anies Baswedan, Sang Penggagas Perubahan, bahwa semua itu harus mulai dari diri kita sendiri," demikian Abba Thaher Lamatapo.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel